لَبَّيْْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ

Kekuatan haji mendorong perekonomian negara

Diposting oleh Unknown on Senin, 31 Desember 2012

Kekuatan haji mendorong perekonomian negara

Ibadah haji adalah kewajiban bagi seluruh umat muslim. Dan ibadah haji tidak diwajibkan bagi mereka yang tidak mampu dalam melaksanakannya, baik dari segi materi, fisik dan rohani.
Dalam melaksanakan ibadah haji, yang terpenting adalah nilai religiusnya yang sangat tinggi. Ibadah haji yang tertulis dalam rukun islam kelima, sesungguhnya adalah akumulasi dari empat rukun sebelumnya. Untuk meningkatkan nilai ibadahnya memang harus di butuhkan manajemen yang baik, sistem yang mendukung, dan pengelola yang mempuni dalam bidangnya. 
Salah satu cara untuk mewujudkan hal ini, perlu pengelolaan khusus dan matang dalam setiap pelaksanaan ibadah haji. Kondisi perhajian di Indonesia saat ini memang sudah cukup baik, akan tetapi lebih baik lagi seandainya dalam tata kelola ibadah haji bisa dioptimalkan dalam berbagai hal. Seperti meningkatkan kualitas hidup, lingkungan yang baik dan meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat. 
Hal tersebut juga pernah di utarakan oleh ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Drs. H. Kurdi Mustofa MM. Menurut dia, haji di Indonesia sangat potensial, baik dalam bidang ekonomi maupun sosial.
Melihat kondisi penyelenggaraan haji saat ini, membuat banyak kritikan yang di arahkan kepada Kemenag, terutama dari kalangan praktisi ibadah haji. Sehingga muncul anggapan bahwa penyelenggaraan ibadah haji sangat statis, seolah-olah kerjanya hanya memindahkan dari satu tempat ketempat yang lainnya.
Pelaksanaan ibadah haji dari tahun ke tahun memang hanya begitu-gitu saja, mungkin hanya sebagian kecil yang agak berbeda, seperti kondisi bangunan yang sering di renovasi oleh pemerintah Arab Saudi. 
Optimalisasi pengelolaan
Tidak ada pengecualian antara negara yang mayoritasnya muslim dengan negara yang minoritas jumlah muslimnya. Hampir semua negara sama dalam pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji.
Mungkin hanya sedikit berbeda dalam urusan manajemennya, hal ini juga bisa disebabkan oleh faktor kultur, fisik dan jumlah jemaah yang berbeda. Jumlah jemaah haji di Indonesia memang sangat banyak sekali, sampai ada calon jemaah haji yang harus menungu hingga 10 tahun lamanya. 
Dengan jumlah yang sedemikian banyaknya, akan berpotensi membawa mudarat ataupun manfaat yang besar. Mengambil pelajaran dari negara tetangga, yaitu bank haji yang dimiliki Malaysia. Bank ini sungguh sangat berperan dalam memajukan perokonomian negri Jiran tersebut. Salah satu bentuk keberhasilannya, bank haji Malaysia memiliki 11 menara yang terletak di negaranya sendiri, dan memiliki  saham di berbagai tempat, salah satunya di perkebunan kelapa sawit provinsi Riau dan Sumatera Utara. 
Indonesia sebagai negara yang memiliki jemaah sepuluh kali lipat dari jemaah Malaysia, seharusnya bisa lebih potensial dalam upaya meningkatkan kekuatan perokonomian negara ini. Salah satunya dengan menyusun ulang sistem tata kelola keuangan haji.
Saat ini tabungan calon jemaah haji yang jumlahnya sampai triliunan tidak jelas arahnya ke mana.
Menata keuangan haji
Dalam upaya menjadikan pengelolaan haji sebagai salah satu kekuatan ekonomi nasional, akan bertentangan dengan UU No. 13 tahun 2008. Maka dari itu, apabila ekonomi bangsa ini ingin terkurangi bebannya, salah satu cara yang cerdas adalah merubah undang-undang tersebut. 
Sistem pengelolaan tabungan calon jemaah haji saat ini memang sudah terbilang baik, akan tetapi belum mampu memberikan hal yang positif bagi para nasabahnya. Salah satu contoh, tidak adanya asuransi bagi para calon jemaah haji yang menabung di berbagai bank, serta tidak jelasnya arah lari duit dari bagi hasil penabung.
Dalam merubah suatu sistem, memang tidak semudah membalikan tangan kita. Dalam hal ini, dibutuhkan badan khusus yang dibentuk oleh presiden dalam menjalankan tugas mengelola bank haji. Dengan itu, lembaga tersebut akan bekerja keras dan sungguh-sungguh dalam melaksanakan dan mengelola tabungan calon jamaah haji yang baru. 
Dengan terlaksanya pengelolaan dana tabungan calon ibadah haji yang lebih optimal, sangat mungkin perekonomian negara kita ini akan maju, terdorog oleh dana tabungan jemaah yang jumlahnya tidak sedikit. Karena hal ini telah dibuktikan oleh Malaysia, yang lebih dulu memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan perkembangan ekonomi di negaranya.
Sebagai agama yang memiliki idiologi kuat, Islam telah mengajarkan kepada umatnya untuk berikhtiar dan sungguh-sungguh dalam hidup. Apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah, telah menjadi cermin bagi kita. Semakin banyak kita belajar, berjuang, dan berusaha, maka semakin banyak pula yang akan kita dapat. 
Demikian juga dalam upaya membantu memajukan negara ini, pelaksanaan ibadah haji yang sarat nilai ibadahnya, bisa dijadikan penopang dalam membangun perekonomian negara. Dan hal ini dilakukan bukan semata untuk mencari kekayaan. Lebih dari itu, ibadah haji bisa dimanfaatkan untuk sepanjang hayat dalam mensejahterakan rakyat.
Hal lain yang perlu diketahui, tujuan dari ormas-ormas Islam berdiri adalah ingin membuat perubahan yang positif, baik dalam bidang sosial, pendidikan, dan ekonomi. Untuk itu, dengan pengelolan dana haji yang tersusun rapi, akan sangat membantu dalam membuat perubahan dalam bidang ekonomi di negara ini. 
Dan syarat agar pengelolaan ini dapat berjalan sesuai harapan, maka tidak ada intervensi dari manapun yang boleh ikut mengelola dana tersebut, baik investor asing dan lokal, semuanya harus lulus kelayakan standar syariat. 

[ 0 komentar ]

Posting Komentar